Terbitkan Bukumu, Catatkan Sejarah






Koleksi 520 Gambar Animasi Anak Menulis Gratis - Gambar Animasi


Membaca sebuah buku artinya kita berkomunikasi atau berbicara dengan orang-orang bijak masa lalu. Pasti setiap orang pengen dikenang dalam sejarah. Apa yang dapat kita tinggalkan agar dapat dikenang? Yaitu dengan meninggalkan sebuah buku yang bisa dibaca sepanjang masa. Mungkin orang tidak mengenal kita secara langsung, tetapi dengan membaca tulisan kita seolah-olah mereka bertemu kita atau minimal mengenal kita lewat tulisan itu.
Membuat sebuah buku berbeda dengan menerbitkan buku. Membuat buku bisa dilakukan oleh siapa saja, tetapi menerbitkan buku akan menjadi sesuatu yang luar biasa apalagi oleh penerbit besar adalah sebuah akibat dari karya yang terbaik. Dan ini bukan hanya menjadi tujuan tetapi sekaligus sebagai tantangan untuk bagaimana kita bisa menuangkan pikiran dan perasaan kita agar dapat dikenang sepanjang masa.
Penulis dalam membuat sebuah buku tentunya sangat membutuhkan hadirnya pembaca. Sebuah buku yang baik adalah buku yang memang dibutuhkan dan menjawab permasalahan yang saat ini sedang terjadi. Sehingga kita harus memulai membuat sebuah karya dan mengasahnya menjadi sebuah intan atau berlian yang bermanfaat bagi masyarakat. Memang bukan pekerjaan yang mudah, tetapi ketika kita mulai dengan niatan yang kuat dan didukung dengan kesungguhan ini bukan suatu yang mustahil. Artinya setiap kita diberi kesempatan yang sama, tinggal kita mau atau tidak memanfaatkan kesempatan itu.
Ada 4 R yang dapat kita lakukan dalam menulis buku :
1.      Renjana / passion
Di mulai dari sesuatu yang menarik buat kita, sesuatu yang mudah dan menyenangkan ketika kita melakukannya. Sesuatu itu adalah satu hal yang kita kuasai dengan  baik. Atau kita pernah melakukan hal tersebut dan sukses. Bukan sesuatu yang dipaksakan. Misalnya kita merasa nyaman dan senang menulis sebuah novel, kemudian ide-ide itu mengalir dengan sendirinya dan kita merasa enjoy, maka disitulah renjana kita. Bisa juga bagi yang suka berburu makanan atau suka travelling, kita bisa menuliskan cerita itu dengan runtut dan santai tanpa pkasaan disitulah passion kita. Karena ketika menulis itu dipaksakan pasti hasilnya kurang maksimal bahkan bisa mengalami kegagalan.

2.      Rutin
Rutin di sini bukan hanya rutin menulis saja, tetapi juga harus rutin membaca. Karena dengan membaca sesuatu, kita menyampaikan kembali dalam bentuk tulisan yang hampir sama atau menulis lainnya untuk melengkapi atau pengembangan. Tetapi kalau hanya mendengar, kita akan menyampaikan kembali dengan lisan. Bagimana agar kita bisa rutin menulis ? Tentunya harus menyiapkan waktu khusus dan tempat khusus agar kita ter-frame atau terkondisi untuk menulis. Misalnya kita tentukan tempat khususnya di ruang belajar atau di kamar, nah ketika kita berada disitu selalu tergerak untuk menulis tentang apapun.

“ Orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan dan orang yang menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan.”

3.      Review
Saat kita sedang menulis biarkan tulisan itu mengalir dulu apa adanya. Setelah kumpulan tulisan itu jadi atau disatukan baru kita lakukan review. Jangan menjadi review sendiri tapi usahakan mencari review dari pembaca yang akan kita sasar. Dan jangan alergi dengan feedback yang negatif, ini dapat kita gunakan untuk memperbaiki tulisan kita. Karena bisa jadi pembaca menemukan sisi kekurangan kita saat menulis atau bahkan menambahkan sesuatu pada tulisan kita, sehingga tulisan itu bisa lebih baik dan sempurna.

4.      Ruang bagi pembaca
Fase ini memberikan kesempatan pembaca mencermati tulisan kita. Berikan ruang bagi mereka untuk menyampaikan sesuatu yang mungkin tidak kita pikirkan atau memberikan masukan dari sudut pandang yang lain.
Apakah kita harus melalui tahapan 4R itu agar buku yg diterbitkan berkualitas?
Tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dari pengalaman penulis yang hebat yang sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis yang betul-betul sesuai dengan renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing dan lain-lainnya yang nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru dilakukan review berulang .
Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dari naskah awalnya, kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan dari pembaca juga. Tapi jangan sampai kita juga hanyut menulis hanya untuk memenuhi kebutuhan pembaca, nanti tidak timbul kebahagiaan.
Bagaimana teknis / langkah mengubah tulisan darr best practice menjadi tulisan populer? 
Banyak buku-buku yang sekarang best seller adalah buku-buku ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya kita membaca contoh buku-buku populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah. Dari buku-buku ini yang saya perhatikan mereka akan membahas "permasalahan" lalu "jawabannya" dengan sedikit-sedikit memasukkan teori-teori pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.

Bagaimana kita mengetahui passion kita dengan mudah?
Memang ada orang-orang yang dari awal sudah tahu apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah.
Bagaimana memanage 4 R ini agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis?
Lakukan itu kuncinya, dengan melakukan maka saya yakin Bapak akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa. Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi karya krn kita berkutat dengan banyak hal.
Apakah seorang penulis harus fokus pada satu passionatau genre agar tulisannya betul-betul baik?
Sebagai penulis awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di awal kita sudah tidak cukup motivasinya, maka akan terhmbat, Tulislah sesuatu yang betul-betul pikiran atau kata hati kita yang ingin disampaikan ke orang lain. Selanjutnya, kita menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan latihan dan pembiasaan. Bahkan kita pun harus bisa menulis sesuai dengan kebutuhan pembaca. Ini yang nantinya perlu dikuasai setelah kita menguasai sedikit hal yang menjadi kekuatan utama kita.



Agus Purwadi
SMP N 4 Ponjong


Comments