Menulis Dalam Kesibukan






44 Gambar Ilustrasi Orang Sedang Bekerja | Gambarilus


“Sopo Ora Sibuk” menjadi kalimat pertama yang disampaikan pemateri Moch Khoiri dalam menyampaikan materi menulis dalam kesibukan. Semua orang pasti mempunyai kesibukan. Bagi mereka yang bekerja di dalam ruangan disibukkan dengan mengerjakan tugas, menemui tamu, menelpon, rapat dan yang lain. Yang diluar ruangan atau kantor ada yang sedang belanja, berkunjung ke rumah saudara, mau ke tempat kerja, berolahraga dan lain sebagainya. Jadi setiap orang pasti punya kesibukan, dari orang biasa sampai pejabat bahkan untuk pengangguran sekalipun pasti punya kesibukan untuk mengisi waktu luangnya.
Manusia hanya sebagai subyek jika tanpa kata kerja yang mengikutinya. Manusia hanyalah identitas yang mati tanpa makna. Tetapi akan bermakna ketika diiringi atau diikuti dengan kata kerja. Misalnya dia sedang bekerja, dia sedang bernyanyi, dia sedang makan dan lainnya. Maka janganlah kesibukan dijadikan alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Mari kita timbang lagi apakah alasan karena kesibukan menjadikan kita tidak berkarya itu sudah tepat?
Penulis sejati akan mencurahkan segala daya dan pikirannya untuk menghasilkan tulisan. Andaikata ia tidak sedang menulis, ia pasti memikirkan tentang apa yang akan ia tulis. Ada waktu yang dipilihnya dan tempat yang paling nyaman untuk larut dalam menulis. Sehingga ia dapat menuangkan isi hati dan pikirannya dalam untaikan kata dan kalimat agar menjadi tulisan. Ia tidak akan membiarkan satu hari pun tanpa menulis. Menulis sama wajibnya dengan membaca. Mendidik diri menulis bukan hanya membuat diri kompeten di bidang menulis, melainkan juga bernai menegakkan prinsip.
Dalam hukum alam di balik kesibukan pasti ada kelonggaran. Di balik kesulitan pastia ada kemudahan. Dibalik kesibukan pasti ada kesempatan. Sekarang tinggal bagaimana kita membiasakan diri hidup dengan kesibukan, yaitu dengan cara mensiasati kesibukan itu atau lebih dikenal dengan manajemen kesibukan. Jika kita bersikap positif terhadap kesibukan maka akan menghasilkan aksi yang positif. Tetapi jika kita bersikap negatif, maka kita tidak akan melakukan apa-apa. Sehingga dalam menulis maka kita harus bersikap positif dengan kesibukan, kita tidak boleh menyerah dengan kesibukkan itu. Kita harus mensiasatinya atau memenejnya agar kita tetap bisa melakukan kegiatan menulis.
Pertanyaannya, mengapa harus menulis ? Ada beberapa pendapat yang dapat kita jadikan sebagai penyemangat untuk menulis :
 “ Ketika kamu berbicara maka suaramu hanya akan menggema melintas ruangan atau sampai aula saat itu saja, tetapi ketika kamu menulis maka kata-katamu akan menggema dan menyebrang bertahun-tahun bahkan berabad-abad”.
 “ Apa yang kita angankan, itu akan lenyap. Apa yang kita katakan akan musnah. Apa yang kita lakukan akan tak tersisa, kecuali yang dituliskan maka ia akan abadi dan mensejarah dalam hidup kita”. (Moch Khiri)
“ Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian “. (Pramoedya Ananta Tur)
“ Begitu seseorang pengarang mati, tugasnya sebagai pengarang tidak dapat diambil alih orang lain. Sebaliknya, jika dekan, camat dan mantri polisi mati, dalam waktu singkat akan ada orang yang dapat dan mampu menggantikannya.” (Budi Darma)
Menulis itu berkomunikasi bukan hanya berekspresi. Jika menulis hanya berekspresi maka kita akan menulis sesuka hati kita. Tetapi jika menulis merupakan sarana berkomunikasi maka seakan-akan kita berhadapan dengan orang yang kita ajak berkomunikasi. Ketika kita menulis ada sesuatu yang akan kita komunilasikan baik berupa perasaan, gagasan, pengalaman dan yang lain kepada pembaca. Sehingga dapat dibayangkan kita berada dalam suatu forum yang saling berhadapan kepada orang lain.
Selanjutnya tulisan dalam menulis harus sesuai dengan kebutuhan audensi. Kita harus memahami tulisan apa yang memang dibutuhkan oleh pembaca. Di sinilah pentingnya kita membaca baik literatur maupun membaca situasi yang terjadi di sekitar kita. Dan memang pada tahapan ini kita harus banyak belajar dan jeli dalam mengamati keadaan dan kondisi, sehingga apa yang kita tulis benar-benar dibutuhkan. Misalnya saat pemaparan covid-19 ini, maka tentunya buku-buku yang berkaitan dengan covid-19 banyak dicari oleh pembaca.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah pengorganisasian tulisan. Tulisan yang kita tuangkan dalam sebuah buku harus enak diikuti dan menarik, sehingga pembaca akan membaca semua tulisan kita. Jangan menulis satu halaman hanya satu alinea atau satu paragraf. Maka harus diperhatikan hubungan kalimat dengan kalimat, huhungan paragraf dengan paragraf dan seterusnya agar pembaca tertarik dengan apa yang kita tulisanka.
Terakhir, bahasa yang kita gunakan harus komunikatif  artinya disesuaikan dengan tulisan. Jika kita menulis buku karya ilmiah maka bahasa yang digunakan juga bahasa ilmiah. Sedangkan untuk tulisan yang bersifat umum maka kita menggunakan populer atau semi populer atau semi ilmiah agar bahas yang kita gunakan dapat benar-benar menyapa masyarakat luas.
Bagaimana agar kita dapat jitu dalam menulis ?  Ada 17 strategi jitu dalam menulis :
1.      Tetapkan niat menulis
Kita harus benar-benar menyadari niat apa yang mendasari untuk menulis. Sehingga kita tidak akan kehilangan arah dan tujuan kita menulis. Agar pesan yang akan disampaikan akan diterima oleh pembaca.
2.      Rajinlah membaca
Ada sebuah ungkapan bahwa orang yang membaca itu seolah-olah melihat masa lalu dan masa depan. Membaca itu biasanya mendahului menulis dan getaran atau pemicu untuk menulis itu selalu di mulai dari membaca. Dan ketika kamu membaca buku yang bagus maka ketika kamu menulis akan keluar tulisan bagus dari bukumu.
3.      Gunakan alat perekam
Ketika bepergian atau ke mamapun siapkan alat perekam baik alat tulis maupun handphone. Apapun direkam dan ditulis ide-ide itu untuk mengembangkan tulisan kita. Cara terbaik untuk memiliki ide yang bagus adalah dengan memiliki banyak ide, sehingga kita bisa menulis ide mana yang akan kita tulis.
4.      Kobarkan inspirasi menulis
Inspirasi bisa dikembangkan ketika kita kaya akan pengetahuan. Inspirasi sama dengan pengetahuan awal atau bekal pengetahuan yang dimiliki seseorang plus sebuah trik. Inspirasi bisa dikonstruksi atau diciptakan tentu dengan banyak membaca. Jangan menunggu inspirasi turun dari langit atau keluar dari bumi.
5.      Tentukan waktu utama
Pilih waktu yang sesuai sore hari, alam hari atau pagi hari. Sesuaikan dengan jam kerja atau kesempatan yang sesuai dengan kesibukan kita. Dan yang penting kita harus nyaman saat menulis. Pegang komitmen kita untuk menulis sesuai waktu yang telah kita pilih atau tentukan tadi.
6.      Bagi pemula, menulis bebas
Untuk pemula silahkan menulis bebas (free writing), menulis spontan yakni secara bebas untuk berlatih menuangkan gagasan atau pengalaman dan perasaan secara lancar dengan menggunakan bahasa tutur (saya, aku) seakan-akan tulisan itu berasal dari bahas lisan (bercerita). Orang yang menulis bebas itu sebenarnya sedang mengoptimalkan kerja otak kanan dan meminimalkan kerja otak kiri. Otak kanan itu suka spontanitas, penuh kebebasan dan tanpa aturan. Sedangkan otak kiri menuntut kerja yang teratur, runut, sistematis dan penuh pertimbangan. Menulis bebas menghilangkan rasa takut salah tentang tata tulis dan aturan-aturan baku. Jadi menulis bebas biasanya progresnya atau kemajuan menulisnya akan lebih baik atau lebih optimal.
7.      Menulis di dalam hati
Sebenarnya bisa menulis dalam hati atau pikiran, merancang tentang apa yang akan ditulis. Semua ide-ide bagus biasanya muncul secara spontan, jangan lewatkan ide bagus itu catat dalam hati atau pikiran dan akan lebih baik ditulis dalam catatan dan nanti tinggal dikembangkan.
8.      Menulis di waktu utama
Ketika sudah ditetapkan misalnya setelah sholat asar atau sholat subuh maka harus konsekuen dengan menulis di waktu utama ini. Dan betul-betul harus disiplin terhadap waktu yang telah ditetapkan.
9.      Memanfaatkan waktu luang
Ketika di waktu utama kita tidak bisa memenuhi secara maksimal untuk menulis, maka dapat memanfaatkan waktu luang untuk menulis. Dalam kegiatan sehari-hari pasti ada waktu entah seberapa pasti ada waktu luang, maka manfaatkan waktu yang sedikit ini untuk tetap menulis.
10.  Menulis yang dialami
Semua yang dialami bisa dituliskan, misalnya mengadakan travelling ke luar negeri atau pergi ke banyak kota di negeri ini kita bisa ditulis dalam bentuk catatan perjalanan atau catatan harian. Kalau suka berkemah atau berkemping itu bisa diubah menjadi bahan cerita atau dijadikan sebuah buku.
11.  Menulis yang dirasakan
Ada penulis yang memanfaatkan kekuatan perasaannya untuk menghasilkan sebuah karya yang luar biasa.
12.  Menulis selaras minat dan pekerjaan
Sebagai seorang guru, kita menulis tentang kegiatan prakrik mengajar yang terbaik atau mungkin dalam bentuk penelitian tindakan kelas.
13.  Menulis dengan riang
Menulislah dengan perasaan senang atau bahagia. Einstain mengatakan bahwa karya terbaik tidak terselesaikan ketika dia tidak bahagia. Hanya orang yang bahagialah yang akan menghasilkan karya yang terbaik.
14.  Menulis yang banyak
Silahkan menulis yang banyak satu, dua atau tiga. Dengan menulis yang banyak itu sebenarnya kita belajar menulis yang bagus, kuantitas akan menghasilkan kualitas.

15.  Read better, write faster
Di era modern seperti ini kita harus pinter membaca dan cepat menulis. Coba menulis dengan lebih cepat, kalau biasanya menulis satu artikel dalam 2-3 jam coba selesaikan dengan waktu lebih singkat.
16.  Buatlah motto yang dahsyat
Buatlah motto yang bisa memotivasi kita untuk menulis. Misalnya Write Everyday (Menulis Setiap Hari) atau tulisan yang lain agar ketika tergerak untuk rajin menulis.
17.  Menulis dengan do’a
Sebelum menulis akan lebih baik diawali dengan berdo’a agar diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menulis.
Menulis menjadi sesuatu sebenarnya mudah dan sederhana, dengan syarat kita harus mempunyai niat yang kuat untuk melakukannya. Konsekuen dengan apa yang kita rencanakan, dan lakukan dengan senang hati dan selaras dengan minat dan pekerjaan serta jangan lupa berdo’a untuk kebaikan dan kelancaran semuanya.

“ Hanya orang yang bahagialah yang akan menghasilkan karya yang terbaik”.




Agus Purwadi
SMP N 4 Ponjong


Comments

Post a Comment