Pembelajaran Daring yang Ideal
Pembelajaran
Daring yang Ideal
Bersama : Wijaya Kusumah
Pada
pembelajaran ke-18 peserta belajar menulis ditemani Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd.
Beliau adalah sekertaris jenderal Ikatan Guru TIK PGRI, yang pada kesempatan
kali ini akan belajar materi pembelajaran daring yang ideal. Karena selama ini
memang banyak ditemukan macam-macam pembelajaran daring yang bisa digunakan.
Akan tetapi tidak semuanya dapat digunakan dengan baik karena banyak faktor
yang menentukan keberhasilannya. Dan juga ada kelebihan dan kekurangan dari
model pembelajaran tersebut. Maka perlu dipilih satu model pembelajaran daring
yang ideal.
Pada
slide awal beliau tampilkan hasil kejuaraan (pemenang) inovasi pembelajaran Sorak
tahun 2017. Tayangan memberikan pesan bahwa usia tidak bisa membatasi seseorang
untuk tetap berkarya. Ketika kita mau mencoba berarti ada dua peluang yaitu
menang atau tidak menang (juata atau tidak juara), tetapi ketika kita tidak mau
mencoba pasti hasilnya hanya satu yaitu tidak menang (tidak juara). Termasuk
dalam pembelajaran belajar menulis ini, kita dibimbing untuk mencoba berkarya
dengan tulisan kita. Sebagaimana disampaikan Budiman Hakim “Jangan menunggu
ide datang lalu baru menulis, tetapi menulislah dulu maka ide akan datang
padamu”.
Ketika
kita sudah memulai menggoreskan tinta di atas kertas atau memulai menggerakan
jari-jari kita di atas keyboard, maka biarkanlah apa yang ada dalam benak dan
pikiran kita tertuang di situ. Dan silahkan mencoba dengan tulisan yang
sederhana, dari hal-hal yang sederhana. Siapa tahu dari yang sederhana itu bisa
menjadi embrio sebuah tulisan yang luar biasa bahkan bisa dijadikan sebuah
buku. Jika di era sekarang buku cetak mungkin butuh waktu dan biaya yang mahal,
maka membuat buku digital bisa menjadi pilihan. Agar apa yang kita inginkan dan
tuliskan segera tersampaikan kepada pembaca.
Memang
pembelajaran dengan menggunakan media daring dan buku digital masih jarang
digunakan. Kita masih sering menemui pembelajaran konvensional yang harus
menghadirkan banyak orang dalam satu tempat. Sedangkan untuk siswa pembelajaran
daring hanya digunakan pada saat ujian nasional saja. Padahal banyak pilihan
agar kita dapat melakukan pembelajaran guru dan siswa jarak jauh atau dalam
jaringan (daring). Misalnya dengan memanfaatkan wa group, aplikasi zoom,
webex , E-learning, live youtube chanel atau yang lainnya.
Sehingga belajar di rumah bisa seperti di sekolah atau bekerja seperti di
kantor.
Pemaparan
wabah covid-19 ternyata tidak semuannya berdampak negatif, tetapi ada dampak
positifnya. Salah satunya dalam rangka mengurangi dan mencegah penularannya
dengan menerapkan BDR (Belajar Di Rumah) dan WFH (Work From Home). Maka
kita sebagai guru dituntut untuk memilih beberapa model pembelajaran jarak jauh
atau daring yang sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa. Sehingga meskipun
di rumah, kita tetap bisa melaksanakan pembelajaran sebagaimana di sekolah.
Selain penyampaian materi pembelajaran, model daring juga bisa digunakan untuk
penilaian (evaluasi) hasil belajar siswa.
Pemanfaatan
media daring tidak hanya digunakan dalam pembelajaran atau menyelesaikan tugas
kantor saja. Media daring dapat juga digunakan untuk perdagangan dan bisnis
lainnya. Bahkan sudah sejak beberapa tahun terakhir ini bermunculan pasar-pasar
abstrak yang menawarkan barang dagangannya melalui internet. Sekarang jamannya
sudah berubah, semua menggunakan aplikasi dalam jaringan. Ubah mindset kita
dan segera mengikuti perkembangan yang serba cepat ini dengan segala kemampuan
yang ada, agar kita tidak tertinggal. Usahakan untuk jadi pelaku, bukan hanya
sebagai penonton.
Agus
Purwadi
SMP
N 4 Ponjong
Comments
Post a Comment