Menulis dan Membuat Buku Digital





MENULIS DAN MEMBUAT BUKU DIGITAL



Kategori Umum - Karya Guru



Dalam menulis sebuah buku memang membutuhkan beberapa diantaranya langkah yang pertama adalah persiapan. Pada langkah ini penulis harus rajin dan banyak membaca, baik literasi yang mendukung untuk menambah wawasan dan membaca pasar. Artinya kira-kira buku apa yang laku di pasaran atau topik apa yang lagi digemari masyarakat atau pembaca.

Pada masa pandemi covid-19 sekarang ini, orang pasti akan mencari literatur-literatur yang berkitan dengan coronavirus untuk menambah wawasan dan pengetahuan sekaligus mencari informasi bagaimana mengurangi resiko pemaparannya. Atau mungkin menulis tentang bisnis alternatif ketika BDR dan WFH diberlakukan, selain sebagai pengembangan hoby juga bisa untuk menambah penghasilan dan yang lain.

Masih dalam tahapan persiapan, jangan lupa ketika kita mau menulis harus memperhatikan 5W (what, who, where, when, why) dan 1 H (how).
1.      What (apa) merupakan unsur pertama yang wajib ada dalam suatu penulisan. Unsur what ini akan menjawab pertanyaan seputar apa yan sedang terjadi. Sehingga akan mendorong penulis untuk mengumpulkan fakta sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan peristiwa yan terjadi.
2.      Who (siapa) unsur who memberikan informasi seputar orang-orang yang terlibat tulisan. Karena cerita tidak akan lengkap jika tidak mengetahui siapa yang terlibat didalamnya.
3.      When (kapan) menerangkan keterangan waktu yang jelas, sehingga berguna untuk memberikan informasi yang akurat terhadap peristiwa yang terjadi tersebut.
4.      Where (dimana) menjabarkan tempat kejadian sebuah peristiwa, sebab semua peristiwa pasti memiliki lokasi tempat kejadian. Ini akan mendukung pembaca dalam memahami alur cerita disertai keterangan tempat yang jelas atas suatu peristiwa.
5.      Why (mengapa) menerangkan bahwa setiap kejadian pasti terjadi bukan tanpa alasan yang melatarbelakanginya.
6.      How (bagaimana) menjabarkan bagaimana proses terjadinya peristiwa tersebut.

Langkah selanjutnya mencari topik yang akan kita tulis. Tahapan ini bisa dilakukan dengan “ngobrol” dengan siapa saja. Terlebih sebagai seorang guru, kita bisa berbincang-bincang dengan siswa tentang buku apa yang disukai, topik apa yang menarik atau bagaimana cara penyampaian materi yang berkaitan dengan topik pembelajara. Sedangkan untuk topik umum, kita bisa ngobrol atau berbincang dengan info apa yang dibutuhkan masyarakat. Di sini kita dituntut untuk membiasakan mencatat informasi sekecil atau sesederhana apapun dan dilakukan secara rutin

Kebiasaan mencatat bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan menggunakan media apasaja. Pilih mana yang paling mudah dan dikuasai. Termasuk mencari dan mencatat sumber yang mendukung tulisan kita. Bisa berupa terjemahan maupun mencatat yang baru. Untuk tulisan ilmiah juga hampir sama, hanya jangan lupa mencatat referensi dari makalah atau tulisan yang dijadikan rujukan.
Langkah selanjutnya naskah yang perlu dipersiapkan untuk diterbitkan :
1.      Halaman judul
Untuk halaman judul tidak perlu desain cover, biasanya penerbit sudah mempunyai petugas khususn untuk membuat desain cover buku yang akan diterbitkan.
2.      Kata pengantar
Kata pengantar bisa ditulis sendiri atau dituliskan orang lain. Tetapi bisa juga dua-duanya. Kalau tulisan itu kita yang membuat, maka sebaiknya kita sendiri yang membuatnya.
3.      Daftar isi
Memuat isi buku yang kita buat bisa menggunakan fasilitas yang sudah tersedia atau dibuat secara manual.
4.      Materi lengkap (ditambah folder gambar, bila ada).
Artinya gambar bisa diletakkan dalam naskah asli atau gambar dipisahkan pada folder tersendiri untuk gambar dengan resolusi tinggi. Dan pada materi tidak perlu layout, tetapi jika ada penerbit yang mensyaratkannya maka harus kita penuhi.
5.      Tentang penulis
Berisi cv (curriculum vitae) dari penulis bisa dibuat panjang atau hanya dalam satu paragraf.
6.      Daftar pustaka.
Susunan tulisan di akhir sebuah karya ilmiah yang isinya berupa nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit dan tahun terbit.
7.      Sinopsis
Cerita tentang apa yang kita tulis dan biasanya diletakkan pada cover belakang yang sebenarnya ini pesanan sponsor agar orang membaca buku itu dan mau membelinya.

Sebenarnya penerbit akan menerbitkan buku bukan semata-mata karena bukunya berkualitas tetapi lebih cenderung menerbitkan buku yang laku dijual. Terutama buku-buku pegangan siswa, pasti mereka akan senang karena prediksinya buku itu akan laku keras.
Setelah buku diterbitkan, biasanya yang kita perhatikan adalah ISBN (International Standard Book Number) yaitu kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.  Oleh karena itu satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan buku yang lain.

ISBN sebenarnya merupakan kewenangan perpustakaan nasional yang berhak memberikan ISBN atau sebagai penyedia resmi ISBN untuk penerbit yang berada di wilayah Indonesia. Walaupun sebenarnya ISBN ini bukan hanya penerbit yang mengusulkan atau meminta, tetapi sekolah juga bisa mengusulkan ISBN sendiri asal kita mau mengurusnya. ISBN bukan hanya untuk buku cetakkan, tetapi untuk buku digital juga bisa ber-ISBN.

Maka marilah kita mulai menulis apa saja dan dari hal-hal yang sederhana, jangan terlalu memikirkan hasil akhirnya. Apakah buku kita bisa diterbitkan atau tidak yang penting kita sudah berusaha untuk menulis. Dan ini memang perlu latihan dan banyak membaca baik literasi untuk menambah wawasan maupun membaca lingkungan sekitar sebagai konsumennya.



Agus Purwadi
SMP N 4 Ponjong


Comments