Belajar dan Belajar Menulis Setiap Hari
BELAJAR DAN BELAJAR MENULIS SETIAP HARI
Menulis
memang memerlukan ketrampilan dan kemampuan tersendiri. Untuk menjadi trampil
dan lancar dalam menulis kita harus belajar dan mau menulis secara terus menerus.
Meskipun kadang harus dipaksa untuk menulis, agar kemampuan menulis kita akan
semakin baik. Ini memang bukan sesuatu yang mudah karena kita benar-benar harus
meluangkan waktu kita atau memanfaatkan waktu sekecil apapun untuk menulis.
Bahkan jika memungkinkan lakukan menulis itu setiap hari, dari hal yang
sederhana dan mungkin tentang sesuatu yang tidak penting sekalipun.
Untuk
dapat menulis dengan baik, ada beberapa tips yang dapat kita lakukan :
1.
Kita harus mengalahkan diri kita sendiri,
mengatasi rasa bermalas-malasan untuk menulis dengan berbagai alasan. Misalnya
belum punya ide, tidak ada waktu, repot atau yang lainnya.
2. Kita
harus mampu mengatasi ketidakpercayaan pada diri, merasa tulisan kita tidak
bagus, tidak berbobot, tidak memiliki makna atau yang lain. Hal ini harus benar
kita buang jauh-jauh, karena tulisan yang baik adalah tulisan yang sudah
selesai. Maka mulailah menulis, karena menulis adalah sesuatu yang terbaik
jangan menunggu sempurna. Hasilnya akan kita lihat pada saat kita sudah menyelesaikannya.
Masalah baik atau tidak, berbobot atau tidak, bermakna atau tidak itu urusan
nanti.
3. Siapkan
waktu khusus untuk menulis. Kita memang harus membuat semacam jadwad atau schedul
kapan kita akan menulis dan kapan akan diselesaikan. Dan ini harus kita
usahakan semaksimal mungkin untuk melaksanakan atau memenuhi jadwal itu.
4. Memanfaatkan
ide yang ada, karena terkadang ide itu muncul tidak menentu baik tempat maupun
waktunya. Segera tangkap ide dalam bentuk draf baik dengan tulisan sederhana di
atas kertas, catatan harian, handphone atau di komputer. Karena ketika kita
tidak segera menulisnya maka bisa jadi ide yang ada tadi akan lupa atau hilang.
Tulislah pointer-pointer pentingnya yang nanti akan kita kembangkan dalam
tulisan selanjutnya. Ide merupakan pokok mengapa kita menulis, karena tanpa ide
maka konten dan tujuan tulisan kita menjadi tidak jelas.
Tulisan
yang telah kita buat maka bisa di bagikan ke publik bisa melalui blog kita atau
melalui media sosial yang lain seperti facebook atau media cetak atau online. Tulisan
yang sudah jadi saya coba kirim ke media on line dan alhamdulillah bisa
diterima oleh redaksi. Selain media online kita juga mencoba dan memberanikan
diri untuk mengirimkan tulisan kita ke media cetak. Ada kebanggaan tersendiri
jika tulisan kita dapat dimuat apalagi di surat kabar yg sudah populer atau
berskala nasional.
Tulisan
yang di upload di blog sendiri juga bisa menjadi media informasi kita. Contoh
tulisan yang ditulis di blog pribadi dan bisa di share juga ke medsos kita
seperti facebook atau wag kalau kita terbiasa menulis maka insya Allah kita pun
sebagai guru bisa tingkatkan menjadi sebuah buku. Karena kita sering
menyampaikan hal-hal tersebut setiap hari jadi akan mudah dituliskan dalam
buku. Pengalaman-pengalaman dan tulisan-tulisan yang kita simpan dalam blog
maka bisa kumpulkan juga menjadi sebuah buku.
Dengan menulis kadang-kadang ide-ide baru
muncul dan tidak hanya tulisan kita pun juga bisa menulis syair lagu yang bisa
menjadi sebuah lagu jika dinyanyikan. Tulisan populer tinggal pengemasan yang
lebih mudah dibaca dan difahami. Carannya antara lain dapat dilakukan dengan :
1. Mengambil
latar belakang dari penelitian ditulis lagi di bagian pendahuluan dengan bahasa
yang simpel saja. Bisa dipecah menjadi 2 bab
2. Menyampaikan penemuan penting atau ide penting apa
dari penelitian tsb. Ini bisa di bagi menjadi 3 atau 4 bab.
3. Rekomendasi apa dari penulisan tersebut
dalam 1 bab.
4. Penutup atau kesimpulan jadikan 1 bab.
5. Tambahkan gambar atau foto atau data yg
membuat tulisan menjadi lebih menarik.
Strategi
yang dilakukan adalah memantas-mantaskan dulu tulisan kita. Jika sudah dinilai
layak maka akan diterima. Karena kita juga bersaing dengan tulisan-tulisan
lain. Ditolak atau tidak diterima jangan membuat kita putus harapan, apalagi
sekarang hanya modal email.
Kemudian muncul pertanyaan bagaimana agar
kita bisa tetap konsisten dan semangat dalam menulis?
1. Jika saat
menulis nge blank, maka tanda kita perlu istirahat, otak dan kemampuan kita
juga punya keterbatasan jadi perlu rest atau rilek dulu. kalau sdh fresh
tinggal lanjut. Jangan maksakan kalau lagi nge blank nulis, bisa stress
sendiri. Jadikan menulis sebagai hiburan.
2. Untuk
konsisten memang berat, saya pun belum bisa setiap hari menulis, karena jangan
memaksakan kalau memang kita belum ade ide, menuliskan hal-hal yang biasa
ditulis terus bisa membuat pembaca bosan untuk membacanya.
3. Caranya
ya kita sering baca tulisan orang-orang yang bagus sehingga terpengaruh dan
terbawa bagus. Berlatih, berlatih dan berlatih serta minta saran dari orang
lain.
Bagaimana
kita memanfaatkan ide yang ada dengan maksimal?
Sebenarnya banyak ide yang tinggal
ditangkap saja. Tuliskan ide-ide tadi dan kumpulkan mana yang setema atau
serupa bisa mendukung ide lain. Jika idenya berbeda 180 derajat maka itu bisa
menjadi tulisan yang banyak. Misal Covid 19 kita kaitkan dengan disiplin
keilmuannya, dengan tradisi yang ada di masyarakat, dengan kondisi ekonomi
masyarakat dampak covid-19 atau dengan pendidikan dengan BDR atau WFH-nya ini
bisa menjadi banyak tulisan.
Kita juga bisa menuliskan ide-ide kita
dalam blog, namun kalau kita membuat satu blog sebenarya tidak masalah tapi
ciri khasnya kurang. Kita bisa
manfaatkan sarana lain misalnya menggunakan wordpress untuk resep, kompasiana
untuk cerpen, blog untuk puisi dan lagu. Namun kendalanya kita harus sering
juga mengunjungi akun-akun tersebut. Untuk awal satu blog juga tidak apa-apa,
jika menarik akan di baca orang. Kita bisa melihat statistik tulisan kita
berapa yang baca dan darimana saja.
Bagaimana cara menulis buku fiksi?
Menulis
fiksi itu perlu kretivitas dan imajinasi yang tinggi, saya senddiri belum
pernah menulis fiksi. Untuk membuat ending ada beberapa pendekatan :
1.
Apakah pembaca penasaran, ini berarti akan
ada lahir tulisan berikutnya.
2.
Apakah pembaca sampai kesimpulan ini
berarti ending bisa dibuat happy ending atau sad ending atau normal.
3.
Apakah ingin ada pesan moral yang iingin
disampaikan
Bagaimana
cara menulis yang berstandar dan resmi ?
Menulis
resmi sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia standar, kalau yang tidak standar di WA dengan teman yang sudah familiar.
Mtr bisa dibaca motor atau matur atau muter, nah. Jadi bingung apalagi bahasa
kita ada ratusan yang setiap kata tidak sama untuk setiap daerah. Trik merangkai
suatu kalimat, sesuai kaidah dasar bahasa Indonesia, ada SPO dan adanya
keterpaduan dan keruntutan kalimat satu dengan yang lain. Hindari membuat
paragraf panjang apalagi sampai satu halaman. Idealnya dalam 1 halaman ada
minimal 2 sampai dengan 4 paragraf, sehingga pembaca tidak lelah.
“Menulis adalah sesuatu yang terbaik,
jangan menunggu sempurna. Tulisan yang baik adalah tulisan yang sudah selesai “
Agus Purwadi
SMP N 4 Ponjong
Comments
Post a Comment