Alpukat Persahabatan
Alpukat Persahabatan
Setiap
sabtu pagi sebelum bulan puasa saya sering bermain bulutangkis dengan
teman-teman di gedung koperasi yang ada di dekat rumah. Gedung ini milik
teman-teman guru SD satu pokja di kecamatan saya. Biasanya kami mulai kegiatan
itu jam 8 pagi sampai jam 11 siang. Setelah dua kali bermain, saya pun segera
pulang meskipun pakaian saya masih basah. Tak sampai 5 menit saya sudah sampai
di rumah.
Sesampainya
di rumah, pintu rumah terkunci dan tampak sepi. Segera saya telpon anak saya,
rupanya mereka dan ibunya sedang bermain ke rumah mertua yang juga tak jauh di
rumahku. Sebelum saya masuk, saya melihat ada sesuatu yang tergantung di handel
pintu rumah. Setelah saya ambil dan di buka ternyata plastik itu berisi 5 buah
alpukat besar dan ranum. Siapa gerangan yang menaruhnya di sini, tanyaku dalam
hati.
Sejurus
kemudian saya segera masuk ke rumah dengan membawa alpukat yang tadi tergantung
di pintu. Sebelum membersihkan diri, saya istirahat sejenak di ruang tamu untuk
mengeringkan keringat yang masih terus mengalir. Sembari istirahat, saya iseng
membuka handphone yang baru saja bergetar pertanda ada WA yang masuk. Setelah
saya buka ternyata WA dari temanku dari desa sebelah yang tadi sempat mampir
dan membawakan alpukat hasil panen di kebunnya. Karena rumah sepi, maka dia
berinisiatif untuk meletakkan alpukat di pintu rumah. Saya pun segera
mengucapkan terima kasih, karena sudah diberi alpukat yang seger-seger itu.
Setelah
mandi, badan saya pun terasa segar. Udara siang itu begitu panas, saya jadi kepikiran
untuk membuat minuman dari alpukat pemberian temanku tadi. Segera saya siapkan
perlengkapan untuk membuat alpukat susu dingin. Alpukat yang sudah empuk itu
saya belah menjadi dua bagian, terus saya ambil daging buahnya dengan
menggunakan sendok makan ke dalam wadah. Kemudian saya tambahkan susu cair dan
sedikit gula. Terakhir saya tambahkan es batu agar rasanya lebih nikmat dan
dingin. Tanpa berpikir panjang, segera saya minum alpukat susu dingin yang manis
dan segar, sangat cocok dengan cuaca siang itu.
Tak
berapa lama isteri dan anak-anakku pulang dari rumah neneknya. Setelah mereka
masuk rumah langsung menyerbu minuman buatan saya tanpa basa-basi. Enak sekali
kata mereka sambil menghabiskan minuman tanpa tersisa. Tanpa menannyakan dari
mana alpukat yang ada di meja. Mau lagi dong kata mereka, segera saya beri tahu
bagaimana cara membuatnnya. Mereka pun segera membuat alpukat susu dingin resep
dadakan saya dan mereka pun tampak senang dan begitu menikmati minuman itu.
Saya
jadi terbayang teman yang tadi memberikan alpukatnya, sehingga keluarga saya
jadi bahagia dibuatnya. Dalam hati saya kembali berbisik, terima kasih ya atas
alpukat persahabatannya. Semoga kebaikanmu mendapat pahala dari Allah dan digantikan
dengan sesuatu yang lebih baik, lusa atau esok di kemudian hari. Semoga…
Agus
Purwadi
SMP
N 4 Ponjong
Comments
Post a Comment